Wednesday, 4 May 2011

Salah siapa ? Sistem atau Murid ?

Baru saja negara kita merayakan Hardiknas. Entahlah sudah keberapa kali kita merayakan Hari Pendidikan Nasional tersebut. Sekarang di tengah perayaan Hardiknas tersebut, sudahkah negeri ini mempunyai sistem yang baik dalam pendidikan? Sudahkah semua rakyat merasakan nikmatnya bangku sekolah? Inilah yang harus jadi evaluasi pemerintah kita, tapi sayangnya evaluasi hanya sekadar puisi-puisi janji yang tak pernah dilakukan.

Kali ini, saya ingin membahas lebih dalam tentang sistem pendidikan di negeri ini. Menurut hemat saya, yang saya lihat dan pelajari, yang membuat anak-anak didik tidak bisa menjadi optimal adalah sistem buatan pemerintah. Itu sebabnya mengapa di negara kita lebih banyak pekerja daripada wirausahawan. Apakah ada korelasi antara sistem pendidikan dengan sedikitnya wirausahawan di negara kita? Jelas ada.

Dengan sistem pendidikan yang ada sekarang, jangan harap kita punya banyak sumber daya manusia yang tangguh menghadapi persaingan global. Kini sistem pendidikan kita mengenal 2 tipe sekolah yaitu Sekolah "biasa" dan Sekolah Bertaraf Internasional. Dari perbandingan matriks akreditasi pendidikan Nasional dengan yang Internasional, saya melihat kekeliruan yang begitu besar.

Yang membedakan sistem pendidikan nasional kita dengan classical-classical school itu bukan hanya konten semata, karena konten semua ada di Internet. Yang membedakan sistem pendidikan nasional kita dengan sekolah-sekolah internasional adalah tujuan awal, keberanian melakukan terobosan dalam praktik dan inovasi. Kalaupun ada SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) Negeri, yang beda hanya penggunaan bahasa dan tambahan konten sedangkan polanya tetap sama saja.

Penerapan SBI pun salah. Yang terjadi sekarang bukan 'sekolah internasional' melainkan 'kelas internasional'. Bahkan, saking mahalnya sekolah bertaraf Internasional (NEGERI), SBI pun acap kali diplesetkan menjadi "Sekolah Bertarif Internasional" karena mahalnya SBI di negara kita yang hanya menggunakan embel-embel Internasional padahal polanya tetap sama. Itu yang menyebabkan banyak lembaga pendidikan yang hanya berorientasi pada uang dan akhirnya hanya jadi formalitas kosong.

Semoga ke depannya sistem pendidikan di negara kita tertata rapi layaknya sistem pendidikan di Finlandia. Amin.

4 comments:

  1. itu benar-benar tergantung pada apa tindakan yang Anda ambil, kan?

    ReplyDelete
  2. Wow It is amazing.Nice information, many thanks to the author. It is incomprehensible to me now, but in general, the usefulness and significance is overwhelming. Thanks again and good luck!

    ReplyDelete
  3. I would recommend this useful information to anyone because it is really very important to know everyone.

    ReplyDelete
  4. This blog is going to be impressive resource. Thanks a lot for a collection of good tips. I look forward to reading..more in the future. Keep up the excellent work!

    ReplyDelete