When the rain is blowing in your face
And the whole world is on your case
I could offer you a warm embrace
To make you feel my love
When the evening shadows and the stars appear
And there is no one there to dry your tears
I could hold you for a million years
To make you fee l my love
I know you haven’t made your mind up yet
But I would never do you wrong
I’ve known it from the moment that we met
No doubt in my mind where you belong
I’d go hungry, I’d go black and blue
I’d go crawling down the avenue
There’s nothing that I wouldn’t do
To make you feel my love
The storms are raging on the rollin’ sea
And on the highway of regret
The winds of change are blowing wild and free
You ain’t seen nothing like me yet
I could make you happy, make your dreams come true
Nothing that I wouldn’t do
Go to the ends of the earth for you
To make you feel my love
- Bob Dylan -
Selengkapnya...
Thursday, 26 May 2011
Make You Feel My Love
My last Band . Chucks 74
Ini cerita tentang band terakhir gue. (Eh, tunggu - yang pertama aja belum pernah gue ceritain kok udah bahas yang terakhir? Tenang bro, simak aja dulu ya.)
Band ini bergenre Punk Rock. Soal personilnya sih bisa dibilang ganteng-ganteng semua, cuma ya... kalau kata temen-temen, drummernya aja yang masih "belum mencapai SKBM" 😂 (bercanda bro!).
Waktu SMP, kita biasa latihan sebelum PM (Pengayaan Materi) atau kadang setelah pulang sekolah. Repertoar kita kebanyakan cover lagu-lagu Blink 182 sama Rocket Rockers. Bandnya sendiri terdiri dari 5 personil. Nah, ini dia line-up lengkapnya:

Saatnya kenalan dengan personil pertama kita - Shidiq, yang lebih dikenal dengan nama panggung "Kuplak". Di band ini, dia pegang bass.
Kalau soal skill, awalnya memang masih standar-standar aja. Tapi namanya juga usaha nggak pernah bohong - berkat konsisten latihan, permainan bassnya sekarang udah cukup lumayan. Bisa dibilang ada progres yang signifikan dari waktu ke waktu.
![]() | |||
Tio |
Personil kedua kita adalah Tio - atau yang biasa dipanggil "Bisul" (sampai sekarang gue juga masih bingung kenapa bisa dapet panggilan itu 😅).
Di band, Tio megang posisi sebagai gitaris lead. Soal musik, pengetahuannya udah level advanced banget. Fun fact: sebelum Rocket Rockers booming, doi udah jadi fans setia mereka dari tahun 2006. Kalau di antara personil lain, Tio ini yang paling kalem sifatnya.
Mari kenalan dengan personil ketiga - Adhi FR, yang punya panggilan unik "Oi" (courtesy of Piyik). Posisinya di band sebagai gitaris rhythm.
Yang menarik nih, sebenernya dia masih newbie banget main gitar waktu itu. Tapi ya namanya juga semangat masa muda, doi ngotot pengen pegang posisi rhythm guitar. Dan ternyata... tekad kuatnya emang nggak main-main! Berkat konsistensi latihan dan semangatnya yang membara, dalam hitungan bulan aja skillnya udah naik drastis.
Zian, seorang pemain drum berbakat, memang memiliki keterampilan yang luar biasa. Namun, kemampuannya masih terbatas karena kesulitan mengontrol napas dengan baik. Meskipun tekniknya sudah cukup bagus, faktor pengaturan napas menjadi tantangan utama dalam permainannya.
Wednesday, 4 May 2011
Etos Kerja
Finlandia: Kesederhanaan yang Membawa Kesejahteraan
Profil Negara:
- Luas: 338.145 kilometer persegi (hampir seluas Jerman)
- Penduduk: 5,2 juta jiwa
- Pendapatan per kapita: 28.500 dollar AS
- Produk utama: hasil hutan, kerajinan, industri presisi, otomotif, dan telepon seluler
Kehidupan Sehari-hari:
- Perdagangan berjalan dalam ritme lamban
- Kota-kota cenderung lengang
- Jam operasional toko terbatas (10.00-11.00 hingga 19.00-21.00)
- Sabtu-Minggu sangat sepi
- Fasilitas hiburan terbatas
Kunci Kesuksesan Finlandia:
- Filosofi hidup tidak berlebihan
- Kebutuhan hidup sederhana
- Tingkat kriminalitas dan korupsi hampir nol
- Supremasi hukum yang kuat
- Religiusitas masyarakat tinggi
China: Etos Kerja dan Penegakan Hukum
Pendekatan Anti-Korupsi:
- Hukuman tegas termasuk hukuman mati
- Tidak ada tebang pilih dalam penegakan hukum
- Komitmen kuat dari pemimpin (contoh: Zhu Rongji)
Faktor Kesuksesan Ekonomi:
- Fondasi SDM yang kuat
- Kultur bisnis yang mengakar
- Etos kerja tinggi
- Kemampuan pemerintah "menyetel" potensi rakyat
- Perkembangan ekonomi pesat sejak 1978
Perbandingan Pendekatan:
Finlandia:
- Fokus pada kultur dan spirit hidup bersih
- Kesederhanaan sebagai gaya hidup
- Penegakan hukum melalui budaya
China:
- Fokus pada penegakan hukum keras
- Pembangunan ekonomi agresif
- Etos kerja sebagai penggerak utama
Pembelajaran Penting:
- Supremasi hukum mendukung pertumbuhan ekonomi
- Etos kerja harus diterjemahkan dalam tindakan
- Kultur dan nilai budaya mempengaruhi kesuksesan ekonomi
- Perbedaan pendekatan dapat menghasilkan kesuksesan dengan cara berbeda
Catatan tentang Etos:
- Berbeda dengan etika (teori baik-buruk)
- Fokus pada apa yang penting dan pantas dilakukan
- Menjadi faktor dominan dalam proses produksi
- Mempengaruhi perilaku dan pencapaian tujuan
Salah siapa ? Sistem atau Murid ?
Baru saja negara kita merayakan Hardiknas. Entahlah sudah keberapa kali kita merayakan Hari Pendidikan Nasional tersebut. Sekarang di tengah perayaan Hardiknas tersebut, sudahkah negeri ini mempunyai sistem yang baik dalam pendidikan? Sudahkah semua rakyat merasakan nikmatnya bangku sekolah? Inilah yang harus jadi evaluasi pemerintah kita, tapi sayangnya evaluasi hanya sekadar puisi-puisi janji yang tak pernah dilakukan.
Kali ini, saya ingin membahas lebih dalam tentang sistem pendidikan di negeri ini. Menurut hemat saya, yang saya lihat dan pelajari, yang membuat anak-anak didik tidak bisa menjadi optimal adalah sistem buatan pemerintah. Itu sebabnya mengapa di negara kita lebih banyak pekerja daripada wirausahawan. Apakah ada korelasi antara sistem pendidikan dengan sedikitnya wirausahawan di negara kita? Jelas ada.
Dengan sistem pendidikan yang ada sekarang, jangan harap kita punya banyak sumber daya manusia yang tangguh menghadapi persaingan global. Kini sistem pendidikan kita mengenal 2 tipe sekolah yaitu Sekolah "biasa" dan Sekolah Bertaraf Internasional. Dari perbandingan matriks akreditasi pendidikan Nasional dengan yang Internasional, saya melihat kekeliruan yang begitu besar.
Yang membedakan sistem pendidikan nasional kita dengan classical-classical school itu bukan hanya konten semata, karena konten semua ada di Internet. Yang membedakan sistem pendidikan nasional kita dengan sekolah-sekolah internasional adalah tujuan awal, keberanian melakukan terobosan dalam praktik dan inovasi. Kalaupun ada SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) Negeri, yang beda hanya penggunaan bahasa dan tambahan konten sedangkan polanya tetap sama saja.
Penerapan SBI pun salah. Yang terjadi sekarang bukan 'sekolah internasional' melainkan 'kelas internasional'. Bahkan, saking mahalnya sekolah bertaraf Internasional (NEGERI), SBI pun acap kali diplesetkan menjadi "Sekolah Bertarif Internasional" karena mahalnya SBI di negara kita yang hanya menggunakan embel-embel Internasional padahal polanya tetap sama. Itu yang menyebabkan banyak lembaga pendidikan yang hanya berorientasi pada uang dan akhirnya hanya jadi formalitas kosong.
Semoga ke depannya sistem pendidikan di negara kita tertata rapi layaknya sistem pendidikan di Finlandia. Amin.
Selengkapnya...