Sebuah Pertemuan yang Menginspirasi
Ketika gue lagi makan di tenda, ada anak muda yang datang menawarkan sandal-sandal kulit. Berhubung saat itu gue lagi makan, gue reflek bilang "aduh makasih mas" sambil kasih tangan (gesture kalau gue tidak tertarik).
Setelah gue selesai makan, gue baru ngeuh kalau orang itu masih di sana, lagi duduk di trotoar dan kelihatannya udah capek banget (saat itu sudah jam 10-11 malam).
Akhirnya gue bilang, "liat dong sandal-sandalnya.."
Dia langsung semangat keluarin sandal-sandalnya dari tas (semacam travel bag), kelihatan dari mukanya langsung berseri-seri lagi. Dia langsung semangat jelasin tentang barang dagangannya, kulit yang bagus, jahitan yang kuat, model yang bagus, dan sebagainya.
Waktu gue tanya harganya, sebelum gue tawar, dia langsung ngurangin harganya sendiri (mungkin dia takut gue ga jadi beli kalau harganya kemahalan). Gue bilang "ga usah dikurang-kurangin Mas, saya ga bakal nawar kok".
Berbagi Kebaikan
Akhirnya gue pilih sepasang sandal, dan berhubung saat itu dia terlihat lapar, gue juga pesenin makan buat dia. Gue sempat ngobrol-ngobrol sama dia. Dia bilang datang dari daerah Jawa Barat (lupa nama daerahnya), dan dia baru beberapa bulan tinggal di sana. Dia ga punya tempat tinggal tetap, sehari-hari dia tidur di Musholla atau Masjid, dan beberapa hari sekali dia pulang ke tempat juragan sandalnya untuk setoran uang dan barang.
Lucunya, dia punya HP dan gue sempat save nomornya. Gue bilang sama dia, kalau suatu hari gue butuh orang untuk kerja, mungkin gue akan telepon dia. Tapi sayang sampai detik ini gue belum bisa penuhin janji gue.
Pesan Moral
Sekedar tambahan aja nih... Kalau melihat pedagang-pedagang kecil seperti itu, yang kadang harus keliling dengan barang dagangannya, sebaiknya sisihkan sebagian rezeki kita untuk membeli barang dagangannya. Walaupun kadang kita tidak suka dengan barang dagangannya, kita selalu bisa memberikan barang yang kita beli kepada orang lain.
Yang paling utama, uang yang kita sisihkan untuk beli dagangannya bisa men-charge semangat dia untuk terus berusaha dan mencari rezeki dengan cara yang halal.
Renungan Kehidupan
Jika engkau terlalu sering makan di rumah makan mewah, sesekali makanlah di warung kecil pinggir terminal
Jika engkau terlalu sering naik taksi atau mobil mewah, sesekali nikmatilah berdesakan di dalam bus padat
Jika engkau terlalu sering berbelanja di mall atau supermarket megah, sesekali rasakan indahnya berbelanja dan menawar di pasar rakyat
Jika engkau terlalu sering tidur di atas kasur empuk dan mewah, sesekali nyenyaklah di pelataran masjid
Jika engkau terlalu sering berdiskusi dengan teman berbaju bagus, sesekali bercandalah dengan anak kecil dan bapak di pinggir jembatan
Tidak, bukan untuk membuktikan dirimu peduli Hanya sekedar untuk... melembutkan hati
Nice information, many thanks to the author. It is incomprehensible to me now, but in general, the usefulness and significance is overwhelming. Thanks again and good luck!
ReplyDeleteWant to say your article is outstanding. The clarity in your post is simply striking and I can assume you are an expert on this field. Well with your permission allow me to grab your rss feed to keep up to date with forthcoming post. Thanks a million and please keep up the effective work.
ReplyDeletehmmm...baik sekali anda ini....
ReplyDeletememang, jika kita melihat pedagan kecil, suka kasihan melihatnya,...saya sendiri bukan dari golongan orang atas...jadi saya sendiri bisa walupun sedikit bagaimana rasanya seperti mereka itu....
jadi mau nangis sob....
ReplyDeletemoga kebaikan sobat dibalas berkali-kali lipat
amin
salut ya Mas...
ReplyDeletesemoga kebaikan anda di bales ma yang di Atas