Wednesday, 16 November 2011

Is Indonesia developed country ?

Why did I make the title "Above"? The story happened last week when I visited the European higher education exhibition. I went to the Czech embassy's booth. There, I spoke and asked many questions because of my high enthusiasm for studying in Europe. 

Everything went well until the end, when I asked about the Czech government scholarship program for developing countries. I was quite shocked to hear the answer from the Czech embassy. 

They said that the Czech government's scholarship program for this year has been closed to Indonesia. The reason? According to the Czech government, Indonesia is no longer a developing country - Indonesia is now a developed country.

Surprised? I don't know if this is good news or bad. But I think the world must be crazy to consider Indonesia, a country still struggling with many kinds of poverty, as developed. It's not feasible to call us a developed country. The Indonesian government still has a lot of unfinished homework. 

I hope Indonesia will become a developed country someday. But for now? I don't think that's correct.

Selengkapnya...

Monday, 7 November 2011

Where have you been Arie Dia Fauzan?

Akhir-akhir ini saya akui kalau saya mulai mandul menulis. Maksudnya adalah, saya sudah jarang menulis lagi di blog yang telah menemani saya semenjak saya duduk di bangku SMA. Kesibukan saya sekarang adalah menjadi volunteer di beberapa event tahun depan. Saya banyak mendapat tawaran volunteer ke Borneo, Sulawesi, Singapura, Vietnam. Entah darimana para NGO ini mendapatkan email saya dan serius mengajak saya berkolaborasi dengan mereka.

Minggu-minggu ini saya disibukkan dengan agenda membuat banner campaign. Bukan bermaksud hati ingin sombong, tapi saya sangat bersyukur bisa masuk kandidat 5 besar "GREEN PLANET SUPPORTER AMBASSADOR".

Kesibukan saya yang tak kalah mendebarkan adalah, saya sedang mencoba beberapa beasiswa ke China, Republik Ceko dan Oxford. Semoga saja kelak aplikasi saya tembus. Yang sangat dilematis adalah ketika beasiswa di tangan, apakah orang tua saya sudah ikhlas melepas saya? Ini adalah pertanyaan besar dalam perjalanan saya menuntut ilmu ke benua seberang.

Seperti beberapa bulan yang lalu, sebenarnya saya optimis lolos untuk scholar ke Norwegia. Karena persyaratannya sederhana dan saya optimis motivation letter saya cukup untuk membuat para pemberi beasiswa jatuh cinta. Tetapi, menilik orang tua saya yang sepertinya masih ingin saya untuk di sini, alhasil saya urungkan niat tersebut.

Harapan saya untuk dalam waktu dekat ini adalah tidak mandul menulis pos, orang tua saya rela melepas saya, dan beasiswa saya tembus. Jika Anda masih rindu dengan tulisan saya, stay tune saja di sini :)

Selengkapnya...