Saturday, 26 March 2011

Karakter Karakter X-1

Main Class Roster - X-1

  1. Adrie Octavianus Smart dude. Nice guy though.
  2. Anggi Febriana Likened to Iis Dahlia, sociable and resilient
  3. Ayu Munawaroh Class genius, known for total dedication
  4. Arie Dia Fauzan Known for discussing taboo subjects and once sleeping in the class closet for 2 hours
  5. Bayu Nugroho Putra Quiet artist with notable incidents with teachers Pak Adri and Bu Asmarni
  6. Citra Anjani Communicative and highly creative
  7. Della Aprilionita Former elementary school benchmate, known for bringing delicious food from her skilled cook mother
  8. Elsia Citra Remarkable memory, especially demonstrated during Biology presentations
  9. Ekoh Wahyu Chronic food scout, AC Milan fan, aspiring train conductor
  10. Desvira Natasya Known for innocence
  11. Firdaus Harsha "Dewa Senyum" (Smile God), always grinning
  12. Duffy Syafmarien Best basketball player, known for various escapades from class
  13. Gabby Claresta Best vocalist with contrasting speaking/singing voices, talented artist
  14. Gita Paraswati Described as "Man in Woman"
  15. Husni Mubarak Transformed from troublemaker to journalist, skilled essay writer
  16. Intan Febbry Ex-girlfriend of basketball captain, known for frequent grooming
  17. Lina Mulyana Cool mosque youth member, big fan of Bambang Pamungkas
  18. Julyarni Minimalist in real-life conversation
  19. Kusmiyati Talkative, English enthusiast known as "Choose ME!"
  20. M.Didik Artist who draws monsters and robots, ex-boyfriend of Mutiara Rustani
  21. M.Fadly Putra Biology expert, known for online chatting confidence
  22. Mutiara Rustani Strong but sensitive woman, known for being strict and loyal
  23. Marissa Jasmine Wilda's benchmate
  24. M.Juliatrin Soccer player, known for scheduled arguments with Putri Badzlina
  25. Putri Badzlina Intan Febbry's benchmate, phone credit solution provider
  26. Pearly Adinegoro Comic and My Chemical Romance fan, unique personality
  27. Raja Hanif Class president with 87% off-topic questions
  28. Nuansa Mahardika Skilled writer, tallest in class, fast novel reader
  29. Safira Al Khansa Elegant Pragalas member, born November 25th
  30. Siti Rokayah Mathematics genius with cute cheeks
  31. Syafrinawati Al Kamil Luis Hamilton fan, potential model
  32. Veronika Kind-hearted alto singer with distinctive gaze
  33. Wilda Aulia Japan enthusiast, expert in manga culture
  34. Rarasanti Beautiful Jogja native, energetic with X2 classmates
  35. Yudistira Arfiyan Known for boldly challenging teacher Pak Adri
  36. Robby CP Former SMPN 30 student council president, host of popular hangout spot
  37. Nur Annisa Fauziah Indahtyas's benchmate from Kodamar. Funny person.
  38. Indahtyas Winasis Lubis Fashion enthusiast with strong creative skills
  39. Rafiah Farisa Friendly hijab-wearing student with striking features

Additional Family Members

  1. Anisa Rizki Amalia Sensitive personality, phone enthusiast, dedicated student
  2. Anti Nurul Latifah Long-distance commuter with above-average intelligence
  3. Ayu Setianingsih Pearly's benchmate, quiet but intelligent
  4. Bintang Danny Known for tardiness, soccer playing, and self-confidence
  5. Hania Masliha Friendly benchmate who enjoys "No madden"

Notable Mention

  • Bang Jay Important spiritual mentor who provided guidance to the class
Selengkapnya...

Sunday, 6 March 2011

Kenapa pilih PU ?

Tanpa basa-basi terlalu lama, pada bulan Agustus mendatang, jika tidak ada halangan yang berarti, saya akan memulai perkuliahan di President University, salah satu kampus berbasis International University di Indonesia. Mengapa saya membulatkan tekad untuk kuliah di sana?

Pertama, saya berhasil mendapatkan beasiswa kategori 2, yaitu subsidi sebesar 180 juta rupiah untuk masa perkuliahan. Beasiswa ini bahkan bisa meningkat jika Indeks Prestasi saya mencapai standar yang mengagumkan. Kedua, setelah melakukan research mendalam melalui Google, saya menemukan sistem pembelajaran mereka yang unik: Learning Revolution.

Learning Revolution adalah metode pembelajaran yang revolutionary yang diterapkan di President University. Menurut Jhanghiz Syahrivar (Research Assistant Fakultas Ekonomi President University), ada beberapa poin krusial dalam sistem pendidikan di negara kita yang perlu diubah, terutama:

  1. Budaya menghafal
  2. Ketakutan akan kesalahan (fear of making mistakes)

Jhangiz Syahrivar secara khusus menggarisbawahi 'menghafal' sebagai budaya yang harus segera ditransformasi. Mari kita analisis sistem pendidikan konvensional yang mendorong siswa/i berbakat Indonesia untuk berpikir dengan cara tersebut:

1. Multiple Choice System 

Multiple Choice atau pilihan ganda mengkondisikan kita untuk berpikir bahwa setiap permasalahan hanya memiliki satu solusi yang benar. Padahal, dalam real-world scenarios, setiap masalah bisa memiliki berbagai macam solusi dan alternative penyelesaian.

Yang lebih memprihatinkan, sistem Multiple Choice memberikan false hope bahwa seseorang yang tidak kompeten pun bisa mendapatkan jawaban yang benar melalui metode "hitung kancing". Mengapa sistem ini masih diterapkan? Jawabannya sederhana: efisiensi waktu dan tenaga dalam proses penilaian, terutama untuk kelas dengan jumlah siswa yang besar.

2. Essay-Based Assessment 

Meskipun format essay lebih baik daripada pilihan ganda, pertanyaannya seringkali masih bersifat tekstual seperti "Apa pengertian dari..." atau "Jelaskan konsep...". Pertanyaan-pertanyaan ini tetap mendorong siswa untuk menghafal definisi dari buku daripada mengembangkan critical thinking.

"As above, so below!" - Bagaimana kita bisa mengharapkan siswa untuk berpikir kreatif jika format pertanyaannya sendiri tidak mendorong kreativitas? Konsekuensinya, siswa lebih memilih untuk menghafal (bahkan hingga tanda baca) untuk menghindari kesalahan.

3. Dikotomi IPA dan IPS 

Di tingkat SMA, penggolongan siswa ke jurusan IPA atau IPS sering didasarkan pada nilai akademik semata, bukan pada minat dan potensi. Hal ini menciptakan stigma bahwa "IPA untuk yang pintar, IPS untuk yang kurang pintar" - sebuah simplifikasi yang sangat merugikan. Padahal, kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dalam mata pelajaran exacta, tetapi juga oleh PERAN mereka dalam masyarakat.

Learning Revolution di President University 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, President University menerapkan beberapa solusi inovatif:

1. Case Study Approach 

Mahasiswa diajak untuk menganalisis real cases dan memberikan solusi kreatif. Tidak ada jawaban yang "salah" - yang ada adalah solusi yang "tepat" atau "kurang tepat" sesuai konteks.

2. Open Book System 

President University adalah pionir dalam menerapkan sistem open book examination. Mahasiswa diperbolehkan membawa referensi sebanyak yang diperlukan, karena fokusnya adalah pada aplikasi pengetahuan dan critical thinking, bukan pada kemampuan menghafal.

3. Comprehensive Scoring System 

Seperti dalam film Harry Potter, penilaian tidak hanya berdasarkan ujian akademik. Aspek soft skills seperti leadership, communication skills, creativity, dan attitude juga menjadi komponen penilaian yang signifikan.

4. Reversed Scoring System 

Mahasiswa diberi kesempatan untuk memberikan feedback terhadap performa dosen secara anonim. Sistem ini memastikan kualitas pengajaran tetap tinggi dan mendorong continuous improvement dari para pengajar.

Learning Revolution ini adalah salah satu alasan utama mengapa saya memilih President University. Saya yakin metode pembelajaran ini akan menjadi benchmark bagi universitas lainnya di masa depan. Sebagai seseorang yang sudah lelah dengan metode konvensional yang terlalu fokus pada hafalan dan nilai ujian, saya sangat antusias untuk menjadi bagian dari revolusi pembelajaran ini.

*Artikel ini ditulis oleh calon mahasiswa baru President University yang sangat excited untuk memulai journey akademiknya.

Selengkapnya...